Tertulis di beberapa kitab suci bahwa asal mula manusia adalah tanah. Tentunya menjadi sebuah paradoks karena tanah yang selama ini manusia injak merupakan leluhur manusia. Tetapi tentunya harus dimaknai secara lebih positif. Pada hakikatnya manusia tak lepas dari alam. Hargailah tanah maka tanah akan memberi kita lebih dari apa yang kita berikan. Perlakukanlah tanah seperti kita memperlakukan pasangan cinta kita yaitu dengan penuh kasih. Hal itulah yang menjadi landasan bagi seorang Nyoman Ngenteg -seorang pengrajin terakota dari desa Pejaten kabupaten Tabanan di Bali, dalam memproses tanah liat menjadi sebuah produk terakota.
Written in some holy book that human origins is from the soil. Surely be a paradox because the soil that had been trampled human beings are human ancestors. But of course should be interpreted more positively. On human nature not apart from nature. Respect the soil then the soil will give us more than what we give. Treat the soil like we treat our love partner is by loving. That is the foundation for Nyoman Ngenteg -a terracotta craftsman from the village of Pejaten - Tabanan regency in Bali, in the process the clay into a terracotta products.
Butuh proses panjang untuk menjadi sebuah terakota Bermula dari penambangan tanah liat, kemudian pencampuran tanah liat dengan tanah Taro agar tidak retak ketika proses pembakaran. Dilanjutkan dengan proses pencetakan yang diikuti oleh proses penjemuran di dalam ruang, lalu di angin-anginkan di ruang luar. Setelah cukup keras kemudian dijemur dibawah terik matahari. Proses terakhir adalah proses pembakaran sehingga produk akhir siap dikirim dan dipasarkan.
Written in some holy book that human origins is from the soil. Surely be a paradox because the soil that had been trampled human beings are human ancestors. But of course should be interpreted more positively. On human nature not apart from nature. Respect the soil then the soil will give us more than what we give. Treat the soil like we treat our love partner is by loving. That is the foundation for Nyoman Ngenteg -a terracotta craftsman from the village of Pejaten - Tabanan regency in Bali, in the process the clay into a terracotta products.
Butuh proses panjang untuk menjadi sebuah terakota Bermula dari penambangan tanah liat, kemudian pencampuran tanah liat dengan tanah Taro agar tidak retak ketika proses pembakaran. Dilanjutkan dengan proses pencetakan yang diikuti oleh proses penjemuran di dalam ruang, lalu di angin-anginkan di ruang luar. Setelah cukup keras kemudian dijemur dibawah terik matahari. Proses terakhir adalah proses pembakaran sehingga produk akhir siap dikirim dan dipasarkan.
A long process to become a terracotta. Starting from the mining of clay, then mixing with the soil clay Taro -so terracotta not crack when the burning process. Followed by a molding process that is followed by a indoor drying process, then outdoor drying process. After a hard enough then dried under the hot sun. Last process is a burning process so that the final product ready to be delivered and marketed.
Aplikasi terakota sebagai pelapis lantai atau dinding sangat cocok untuk rumah atau bangunan modern dengan nuansa tradisional. Bila peletakannya pada bagian eksterior maka akan berkesan natural, menyatu dengan alam sekitarnya dan berkesan arsitektur tropis. Sedangkan bila peletakkannya pada bagian interior maka akan menimbulkan kesan hangat dan ramah, berbeda sekali dengan material-material modern yang berkesan dingin dan angkuh.
Application of terracotta as a floor or wall cladding is suitable for home or a modern building with a traditional nuance. When put in the exterior will be natural impression, together with the natural surroundings and impressive tropical architecture. Meanwhile, when put in the interior will create a warm and friendly impression, in contrast with modern materials that impressed cold and haughty.
Warunk Arsitektur Online menjual terakota dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Hasil produksi dari masyarakat desa Pejaten, kabupaten Tabanan - Bali, diproduksi dengan sistem dan teknik tradisional yang tetap dilestarikan turun temurun. Tidak heran apabila bentuk terakota tidak presisi serta warna terkadang berbeda antara satu dengan lainnya. Tetapi itu tidak menjadi masalah, terbukti terakota produksi Bali sangat diminati oleh masyarakat Eropa dan Asia. Ketidak-presisian dan ketidak-seragaman merupakan hasil dari spirit dan budaya tradisional ketimuran, di situlah letak eksotika-nya -kata seorang peminat asal Perancis yang tak ingin disebut namanya. Sebuah ironi, mengingat terakota lebih diminati dan mendapat apresiasi oleh masyarakat luar dibanding oleh bangsanya sendiri.
Warunk Arsitektur Online sell terracotta with a variety of sizes and shapes. The production of Pejaten villagers, the district of Tabanan - Bali, produced with traditional techniques and systems that remain preserved from generation to generation. No wonder if the form of terracotta not precise and sometimes the color is different from one another. But that's not a problem, as evidenced terracotta Balinese production in great demand by the European and Asian community. Instability of precise and istability of form are the result of the spirit and the traditional oriental culture, that's where his exotica-enthusiasts said a French buyer who did not want to be quoted by name. An ironic, considering the terracotta is more sought after and appreciated by people outside than by their own people.
Untuk informasi selanjutnya silahkan mengunjungi :Aplikasi terakota sebagai pelapis lantai atau dinding sangat cocok untuk rumah atau bangunan modern dengan nuansa tradisional. Bila peletakannya pada bagian eksterior maka akan berkesan natural, menyatu dengan alam sekitarnya dan berkesan arsitektur tropis. Sedangkan bila peletakkannya pada bagian interior maka akan menimbulkan kesan hangat dan ramah, berbeda sekali dengan material-material modern yang berkesan dingin dan angkuh.
Application of terracotta as a floor or wall cladding is suitable for home or a modern building with a traditional nuance. When put in the exterior will be natural impression, together with the natural surroundings and impressive tropical architecture. Meanwhile, when put in the interior will create a warm and friendly impression, in contrast with modern materials that impressed cold and haughty.
Warunk Arsitektur Online menjual terakota dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Hasil produksi dari masyarakat desa Pejaten, kabupaten Tabanan - Bali, diproduksi dengan sistem dan teknik tradisional yang tetap dilestarikan turun temurun. Tidak heran apabila bentuk terakota tidak presisi serta warna terkadang berbeda antara satu dengan lainnya. Tetapi itu tidak menjadi masalah, terbukti terakota produksi Bali sangat diminati oleh masyarakat Eropa dan Asia. Ketidak-presisian dan ketidak-seragaman merupakan hasil dari spirit dan budaya tradisional ketimuran, di situlah letak eksotika-nya -kata seorang peminat asal Perancis yang tak ingin disebut namanya. Sebuah ironi, mengingat terakota lebih diminati dan mendapat apresiasi oleh masyarakat luar dibanding oleh bangsanya sendiri.
Warunk Arsitektur Online sell terracotta with a variety of sizes and shapes. The production of Pejaten villagers, the district of Tabanan - Bali, produced with traditional techniques and systems that remain preserved from generation to generation. No wonder if the form of terracotta not precise and sometimes the color is different from one another. But that's not a problem, as evidenced terracotta Balinese production in great demand by the European and Asian community. Instability of precise and istability of form are the result of the spirit and the traditional oriental culture, that's where his exotica-enthusiasts said a French buyer who did not want to be quoted by name. An ironic, considering the terracotta is more sought after and appreciated by people outside than by their own people.
- HOUSE OF TERRACOTTA (Bali)
- TERAKOTA NUSANTARA (Jakarta)