Pintu bagi orang Bali memiliki makna filosofis. Pintu tidak secara fisik sebagai penutup interior terhadap exterior, tetapi secara filosofis dimaknai sebagai penghubung bagi dunia manusia (mikrokosmos) terhadap seluruh jagad raya (makrokosmos). Pintu bukan sebagai penutup atau pemisah, tetapi sebagai pembuka dan penghubung manusia dengan sekitarnya.
Door for the people of Bali have philosophical meaning. The door is not physically as closing the interior of the Exterior, but philosophically understood as a liaison for the human world (microcosm) to the whole universe (the macrocosm). Not as a closing door or partition, but as an opening and connecting people with surroundings.
Bali dikenal memiliki segudang seniman ukir yang handal. Inspirasi berasal dari alam sekitar, sehingga bentuk atau motif ukiran yang muncul berupa motif tumbuhan, hewan, manusia, maupun motif ikon keagamaan. Di Bali ukiran ada dimana-mana baik berupa patung maupun ukiran pagar rumah, pintu pun tak luput menjadi 'korban' para seniman ukir Bali.
Bali is known to have a myriad of artists carving reliable. Inspiration comes from nature around, so the shape or pattern that appears in the form of carved motifs of plants, animals, humans, and the motive of religious icons. In Bali carvings are everywhere in the form of sculptures and carvings fence, the door was undoubtedly become 'victims' carved Balinese artists.
Pintu ukir Bali ini terbuat dari bahan kayu Jati (Tectona Grandis Sp.). Untuk daun pintu menggunakan bahan papan Jati tebal 3 cm. Ukiran hanya berada pada 1 (satu) sisi saja, dan biasanya sisi daun pintu yang menghadap ke luar.
Dimensi standar pintu ukir Bali adalah dengan ukuran lubang pintu 60 x 200 cm, dengan 2 (dua) buah daun pintu.
Warunk Arsitektur Online juga menerima pesanan pintu ukir Bali dengan desain dan ukuran khusus berdasarkan permintaan pembeli, tetapi ukuran terbesar pintu yang maksimal 110x200 cm dengan 2 (dua) daun pintu. Anda juga dapat memesan hanya daun pintu saja atau tanpa kusen.
The carving door made of teak (Tectona Grandis Sp.). Door leave use 3 (three) cm thick of teak wood planks. Carved only be in 1(one) side, or the leave door side facing outward.
Dimensions carved Balinese door is standard with the door hole size 60 x 200 cm, with 2 (two) door leaves.
Warunk Arsitektur Online also accept orders for carving Balinese door with designs and special sizes on request of buyers, but the largest size 110x200 cm maximum door with 2 (two) door leaves You can also order just the door leaves only or without frames.
Dimensi standar pintu ukir Bali adalah dengan ukuran lubang pintu 60 x 200 cm, dengan 2 (dua) buah daun pintu.
Warunk Arsitektur Online juga menerima pesanan pintu ukir Bali dengan desain dan ukuran khusus berdasarkan permintaan pembeli, tetapi ukuran terbesar pintu yang maksimal 110x200 cm dengan 2 (dua) daun pintu. Anda juga dapat memesan hanya daun pintu saja atau tanpa kusen.
The carving door made of teak (Tectona Grandis Sp.). Door leave use 3 (three) cm thick of teak wood planks. Carved only be in 1(one) side, or the leave door side facing outward.
Dimensions carved Balinese door is standard with the door hole size 60 x 200 cm, with 2 (two) door leaves.
Warunk Arsitektur Online also accept orders for carving Balinese door with designs and special sizes on request of buyers, but the largest size 110x200 cm maximum door with 2 (two) door leaves You can also order just the door leaves only or without frames.
Tersedia berbagai macam motif, mulai dari motif tradisional Bali, tumbuhan dan bunga, hewan dan gambar manusia. Semua disesuaikan dengan selera konsumen. Ukiran gaya Bali berbeda dengan ukiran Jawa secara umum. Biasanya ukiran Bali cenderung lebih dalam pahatannya serta iramanya lebih lentur atau lebih lentik dbandingkan ukiran Jawa.
There are a variety of motives, ranging from traditional Balinese motifs, plants and flowers, animals and human images. All tailored to consumer tastes. Balinese carving carving differs from Java in general. Usually carved in Bali tend to be more flexible pahatannya and rhythm or more flicks dbandingkan Java carvings.
There are a variety of motives, ranging from traditional Balinese motifs, plants and flowers, animals and human images. All tailored to consumer tastes. Balinese carving carving differs from Java in general. Usually carved in Bali tend to be more flexible pahatannya and rhythm or more flicks dbandingkan Java carvings.